Subscribe Us

Header Ads

Jembatan Ponorogo - Pacitan Sempit Dibuatkan Jembatan Kembar



sempit.jpg

PONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya

SURYA Online, PONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/27/jembatan-ponorogo-pacitan-sempit-dibuatkan-jembatan-kembar#sthash.TtqFnDrG.dpuf
SURYA Online, PONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/27/jembatan-ponorogo-pacitan-sempit-dibuatkan-jembatan-kembar#sthash.TtqFnDrG.dpufPONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya

embatan Ponorogo - Pacitan Sempit Dibuatkan Jembatan Kembar

Senin, 27 Mei 2013 10:50 WIB | Dibaca: 363 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Sudarmawan
sempit.jpg
JEMBATAN KEMBAR - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Propinsi Jawa Timur membangun jembatan baru di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo sebagai jembatan kembar, Senin (27/5/2013).
SURYA Online, PONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya.
- See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/27/jembatan-ponorogo-pacitan-sempit-dibuatkan-jembatan-kembar#sthash.TtqFnDrG.dpuf

embatan Ponorogo - Pacitan Sempit Dibuatkan Jembatan Kembar

Senin, 27 Mei 2013 10:50 WIB | Dibaca: 363 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Sudarmawan
sempit.jpg
JEMBATAN KEMBAR - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Propinsi Jawa Timur membangun jembatan baru di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo sebagai jembatan kembar, Senin (27/5/2013).
SURYA Online, PONOROGO - Untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan di jembatan Cemplung yang terletak di perbatasan Desa Caluk dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mulai dibangun jembatan baru.

Jembatan baru yang sudah dikerjakan sejak sepekan lalu ini, posisinya bakal berada di samping jembatan lama dengan posisi berjajar (bisa disebur jembatan kembar). Kondisi itu, untuk mengantisipasi posisi jembatan yang terlalu sempit dan kerawanan kecelakaan di daerah tapal batas antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan itu.

Selain itu, tambahan jembatan Cemplung baru ini karena selama ini jembatan Cemplung lama terlalu sempit. Kondisi itu menyulitkan jalur pulang kampung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pulang kampung. Apalagi, 5 kilometer arah barat jembatan Cemplung yakni adanya jembatan Plapar yang sudah ambruk sebulan lalu mulai dapat digunakan (dilewati).

Salah seorang warga Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Dhani (38) mengatakan di jembatan Cemplung lama sudah sering terjadi kecelakaan. Oleh karenanya warga sangat apresiatif atas dibangunkannya jembatan Cemplung baru.

"Kami sangat bersyukur dibangunkan jembatan baru disamping jembatan lama. Hal itu akan mengurangi kasus kecelakaan di jembatan lama," terangnya kepada Surya Online, Senin (27/5/2013).

Selain itu, Dhani mengungkapkan lokasi jembatan Cemplung yang berada di Dusun Tempel, Desa Caluk sering memicu kecelakaan. Alasannya, jembatan persis berada di tikungan dan di jalur sempit. Jika kendaraan bersimpangan (berpapasan) maka salah satu kendaraan harus mengalah.

"Saking sempitnya, dulu pernah ada kecelakaan separo badan mobil di atas sungai dan separo di badan jembatan. Beruntung bisa tertolong, kalau tidak akan jatuh banyak korban. Pembangunan jembatan itu bisa difungsikan arah Pacitan sendiri dan arah Ponorogo sendiri, " paparnya.

Hingga berita ini ditulis, pekerjaan pembangunan jembatan mulai mengerjakan penanaman pondasi sumur sebagai pondasi tiang pancang jembatan. Proyek ini dikerjakan PT Dwi Widya Kuat Abadi dari Madiun.

Mandor Proyek Pembuatan Jembatan Cemplung, PT Dwi Widya Kuat Abadi, Triyono menjelaskan jika jembatan Cemplung ini akan dibangun satu jembatan lagi disisi selatan dari jembatan lama. Perencanaan bentang panjang jembatan 21 meter, bentang lebar 10 meter dan ketinggian 12 meter dengan jangka waktu pengerjaan 8 bulan.

"Saya hanya mandor. Terkait nilai proyek berapa saya kurang tahu yang lebih tahu adalah pelaksanaannya. Sampai saat ini kami sudah mulai memasang empat buah pondasi sumur yang akan ditanam ke dasar sungai sedalam 6 meter dengan diameter pondasi sumur 3 meter. Sebanyak 4 pondasi sumur dua di seberang timur sungai dan dua diseberang barat sungai," jelasnya.

Selain itu, Triyono menegaskan untuk pembuatan jembatan itu, pihaknya sudah menargetkan akan diselesaikan dalam waktu 8 bulan ke depan.

"Proyek ini akan memakan waktu 8 bulan. Sampai lebaran tahun ini belum selesai. Tetapi tahun berikutnya sudah bisa dimanfaatkan. Karena modal pembangunan jembatan ini karena jembatan lama terlalu sempit dan rawan kecelakaan," pungkasnya.
- See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/27/jembatan-ponorogo-pacitan-sempit-dibuatkan-jembatan-kembar#sthash.TtqFnDrG.dpuf

Posting Komentar

0 Komentar